Emisi karbon adalah penyebab polusi udara terbesar di dunia. Emisi karbon dioksida berasal dari pembakaran bahan bakar minyak. Kebutuhan dan penggunaan bahan bakar minyak yang semakin besar cenderung menghasilkan polusi udara di kota-kota besar dunia. Seperti contohnya di Indonesia, yakni Kota Jakarta.
Isu Emisi Karbon di Indonesia
Volume kendaraan yang besar dalam waktu 24 jam, siang, malam, sampai pagi membuat setidaknya 1,13 kg emisi karbon terlepaskan keluar udara bersih. Hal inilah yang kemudian, kita sering mendengar, bahwa udara Jakarta tidak lagi bersih, terlihat buram, dan tidak sehat untuk makhluk hidup di bawahnya.
Carbon emission dalam jumlah besar di banyak belahan dunia inilah yang menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global. Emisi karbon adalah penyebab isu-isu perubahan iklim terus berkumandang di media pemberitaan dan dalam wacana-wacana kehidupan masa depan. Bagaimana jika masa depan nanti, manusia harus menghadapi dengan masalah serius akibat dari emisi karbon yang mencemari kebersihan udara.
Untuk menanggapi masalah serius ini, pemerintah Indonesia sudah melakukan banyak upaya untuk menekan upaya emisi CO2 di Indonesia. Salah satunya adalah pengesahan PERPRES No. 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK). dalam Perpres tersebut pemerintah berkomitmen dalam upaya menurunkan emisi CO2 dengan target penurunan 41% pada tahun 2030 mendatang. Pada pertemuan Conference of the Parties (COP), Presiden meminta dukungan dari kalangan Internasional untuk merealisasikan niat baik ini.
Lantas apa itu emisi karbon? Bagaimana kondisi, dampak, cara mengurangi, dan faktor apa saja yang menjadi penyumbang emisi karbon terbesar di Indonesia?
Banyak orang sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan di atas sebagai bagian dari wacana sosialisasi untuk meningkatkan kepedulian manusia terhadap emisi.
Dalam artikel dibawah ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dengan cukup informatif. Mari baca dengan seksama!
Apa itu Emisi Karbon?
Cambridge Dictionary mendefinisikan emisi sebagai proses mengeluarkan zat-zat sisa berupa gas, panas, hingga cahaya dari suatu senyawa atau objek. Oleh karena itu, kita sering menggunakan istilah ini dalam frasa seperti emisi panas, emisi cahaya, hingga emisi karbon. Lantas apa itu emisi karbon?
Emisi karbon adalah pelepasan senyawa karbondioksida ke lapisan atmosfer. Emisi karbon adalah pengeluaran gas-gas sisa dari hasil pembakaran senyawa CO2 dari bahan bakar minyak, seperti solar, bensin, LPJ, batu-bara, dan bahan bakar lainya.
Di berbagai negara, penyumbang emisi CO2 terbesar umumnya dari karbondioksida hasil pembakaran bahan bakar pada transportasi dan mesin-mesin industri, seperti pesawat, mobil, sepeda motor, pabrik, pembangkit listrik, sampai rokok.
Lantas bagaimana emisi karbondioksida bisa menimbulkan pencemaran udara? Pada dasarnya, emisi CO2 berasal dari hasil pembakaran mesin tersebut akan terbang mengudara menuju lapisan-lapisan atmosfer. Dalam lapisan atmosfer itulah, emisi CO2 akan terkonsentrasi bersama dengan senyawa lainnya seperti nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC dan PFC) membentuk gas rumah kaca.
Gas-gas rumah kaca inilah yang kemudian menimbulkan fenomena efek rumah kaca. Efek rumah kaca tersebut membuat panas matahari terjebak di atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi hangat.
Baca juga: Mengenal Gas Alam sebagai Suplai Vital Energi Dunia
Emisi Karbon Indonesia
Isu emisi karbon dioksida dalam jumlah besar dan perubahan iklim bukanlah hal baru bagi Indonesia. Pemerintah bersama badan lingkungan internasional telah melakukan berbagai upaya untuk menangani permasalahan emisi CO₂.
Pemerintah menyatakan dalam dokumen ‘Second National Communication’ yang mereka terbitkan pada tahun 2000 bahwa emisi karbon dioksida nasional pada tahun itu telah mencapai 556.449 Ggram CO₂ ekivalen. Dimana hasil perhitungan jumlah emisi CO2 tersebut dihitung dan diteliti berasal dari seluruh sektor kehidupan masyarakat.
Kita perlu menyadari bahwa emisi CO₂ tidak hanya disebabkan oleh kendaraan, pabrik, dan pembangkit listrik tetapi juga oleh berbagai faktor lain yang terus meningkatkan emisi dari tahun ke tahun. Faktor-faktor penyebab dari setiap individu dan golongan masyarakat juga dapat menghasilkan kumulatif penyumbang emisi karbondioksida.
Baca Juga: Perbedaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Diesel (PLTD)
Seperti contohnya, produk nasi dan sayuran yang ditanam dan dipanen menggunakan pestisida merupakan penyumbang emisi karbondioksida. Tidak hanya itu gas metana yang dihasilkan dari gas-gas metana dari hewan ternak juga penyumbang emisi karbon CO2. Selain itu, puntung rokok, pembakaran sampah, pembakaran hutan, juga merupakan masalah serius sebagai penyumbang emisi karbondioksida.
Untuk menjaga suhu bumi dalam atmosfer agar suhu siang dan malam tidak terlalu berbeda jauh membutuhkan karbondioksida, gas rumah kaca, dan fenomena efek rumah kaca dalam kehidupan manusia.
Namun, ketika emisi CO₂ dan gas rumah kaca dikeluarkan secara berlebihan akan menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi kehidupan manusia.
Penyumbang Emisi Karbon Terbesar
Dokumen ‘Second National Communication’ menyebutkan bahwa antara tahun 2000 hingga 2005, emisi CO₂ meningkat sebesar 6,4% per tahun, dengan konsumsi bahan bakar fosil sebagai penyumbang emisi terbesar. Di tahun 2000 dengan jumlah emisi CO2 sebesar 240,877 Ggram meningkat menjadi 333,438 Ggram pada tahun 2005.
Konsumsi bahan bakar fosil dari tahap penyulingan minyak bumi dan gas, penggunaanya pada transportasi, pembangkit listrik, dan penggerak mesin industri merupakan penyumbang emisi terbesar.
Saat ini, emisi CO₂ nasional menyumbangkan 1,13 kg CO₂-ek per kapita per hari. Hal tersebut setara dengan 411,33 kg CO₂-ek per kapita per tahun.
Dampak Emisi Karbon

Emisi CO2 dan gas rumah kaca dengan volume berlebihan tentu membawa banyak dampak buruk bagi segala sektor lingkungan, kesehatan manusia, dan perekonomian. Dampak dari emisi yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan
Dampak dalam sektor lingkungan dari emisi karbon adalah:
- Meningakatkan jumlah gas rumah kaca, dan mengakibatkan pemanasan global
- Peningkatan suhu panas bumi akibat efek rumah kaca, akan mengakibatkan es-es dan gletser di kutub utara dan selatan mencair.
- Pencairan kutub-kutub akan menyebabkan naiknya permukaan air laut dan meningkatkan potensi banjir di daerah pesisir laut.
- Banjir dan naiknya permukaan air laut meningkatkan erosi daratan.
- Pemanasan global ciptakan perubahan musim yang tidak stabil
- Curah hujan tinggi dan panas tinggi yang dapat menyebabkan kebakaran hutan
- Buruknya ekosistem alam karena banyak makhluk hidup tidak dapat bertahan dari suhu yang semakin panas.
2. Kesehatan Manusia
Dampak dalam sektor lingkungan dari emisi adalah:
- Pemanasan suhu yang tak terkendali dapat mengakibatkan dehidrasi dan cedera kepala akibat panas
- Mengakibatkan permasalah pernafasan pada kardiovaskular dan ciptakan sel kanker melalui polusi udara
- Resiko penularan penyakit meningkat
3. Ekonomi
Dampak dalam sektor ekonomi dari emisi adalah:
- Produksi pertanian, perkebunan, ekosistem hutan, dan ekonomi pariwisata akan terdampak dari pemanasan global
- Dampak kesehatan manusia menekan ekonomi dan dukungan sosial
- Naiknya permukaan air laut, potensi banjir, dan kebakaran hutan dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur publik.
Baca Juga: Kenali ESG (Environmental, Social, and Governance), Solusi Keberlanjutan Perusahaan
Cara Mengurangi Emisi Karbon
Dalam upaya menyelamatkan bumi dari urgensi pemanasan global, setiap individu manusia haruslah mulai aware terhadap permasalahan ini. Kita harus melaksanakan upaya mengurangi emisi CO₂ bersama-sama agar tercipta pencegahan pemanasan global secara masif.
Kita dapat mengurangi jejak emisi karbon dioksida dalam atmosfer dengan meningkatkan efisiensi energi bahan bakar. Selain itu, kita juga harus mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif manusia. Pengalihan bahan bakar minyak untuk transportasi kepada bahan bakar alternatif, seperti biosolar, biofuel, merupakan langkah efektif dalam mengurangi dampak emisi secara signifkan.
Tidak hanya itu usaha individu untuk lebih memilih menggunakan moda transportasi umum, menggunakan lampu hemat energi, sampai menambahkan insulasi pada bangunan merupakan upaya-upaya individu yang harus digalakkan oleh setiap manusia. Energi terbarukan merupakan hal penting dalam cara mengurangi emisi secara efektif dan efisien.
Baca Juga: Cara Mengolah dan Menghemat Bahan Bakar Minyak Secara Efektif
Kesimpulan
Dalam upaya ikut serta menggalakkan upaya penggunaan biofuel dan biosolar untuk mengurangi emisi karbon, PT. Megah Anugerah Energi sebagai distributor resmi pertamina berkomitmen dalam menyalurkan kebutuhan biosolar sebagai bahan bakar alternatif mesin kendaraan dan mesin-mesin industri di seluruh Indonesia.
Jika anda tertarik mengunakan Biosolar untuk mengurangi emisi karbon, silahkan kontak kami yang telah tersedia.